

Suatu hari ketika seseorang memasuki sekolah barunya, tak kenal siapapun. Panggil dia Marta. Marta berjalan mengelilingi sekolah itu, saat pembagian kelas Marta berjumpa dengan seseorang panggil dia Hafidz, lelaki itu biasa, tak ada yang istimewa darinya. Tak tau mengapa ketika Marta menatapnya, seperti dia pernah mengenal Hafidz. Lelaki itu memancarkan cinta, dari sorot matanya Marta langsung jatuh pada Hafidz. Hari-hari di sekolah Marta selalu membayangkan jika Hafidz sudi menjadi teman baiknya, teman dekat tapi jika memang tidak, Marta lebih baik tak mengenalnya. Sejak pertama bertemu Marta merasa ada suatu getaran di hatinya, tak banyak yang bisa dia lakukan. Hanya memendam rasa dan berharap Tuhan menghapus bayang Hafidz dalam benaknya. Bukan karena Hafidz, lelaki yang tampan, kebaikan dan kesopanan itu yang membuat Marta mencintainya. Satu tahun berlalu, hingga dipertemukan di suatu tempat. Tempat itu di dekat sekolah, lama Marta dan Hafidz bercerita namun Marta tak mampu menatap mata Hafidz, sungguh baginya mata Hafidz memancarkan sesuatu hingga membuat hatinya seperti tertekan, tertusuk, dan sakit. Terlebih ketika Marta mengetahui jika Hafidz memiliki seorang kekasih, Hafidz bercerita jika kekasihnya tak begitu Ia cintai. Bukan karena kecantikan kekasihnya, namun karena sikapnya, hingga suatu ketika Hafidz memutuskan untuk berpisah dengan kekasihnya.
Tak tahu mengapa setiap kapanpun Marta melihat matanya, dia selalu berusaha menghindar, menjauh, bukan karena apapun tapi karena dia takut jatuh cinta pada Hafidz. Jatuh cinta pada Hafidz hanya akan membuatnya terluka, mungkin Hafidz tahu ada getaran cinta di tatapan Marta. Marta tidak menyukainya, tetapi MENCINTAInya. Apapun akan dia lakukan agar Hafidz merasa bahagia menjadi temannya. Di tahun terakhir, tak tahu mengapa Hafidz dan Marta menjadi akrab, bukan di sekolah. Tapi di lain tempat, sering bercerita, sering share, namun Tuhan belum merestui keadaan itu. Sedekat apapun Marta, jika Marta tak mau mengungkapkan semua kepada Hafidz, takkan ada apapun yang terjadi. Berlebih setiap hari Marta selalu bertemu Hafidz. Marta dilema. Tak bisa dia lakukan sesuatu. Dia benci karena dia munafik pada dirinya sendiri. Dia berusaha membohongi perasaannya. Dia tetap bungkam. Marta merasa aneh pada sikap Hafidz, mengapa dia dekat dengan Marta ketika tidak di sekolah? Di sekolah Hafidz seperti tak pernah mengenal Marta, namun di rumah atau di lain sekolah Hafidz berteman dekat dengan Marta . Apa arti semua itu ?
Marta muak dengan dirinya, ingin dia caci dirinya sendiri karena MUNAFIK.
Cinta tak harus memiliki ...
Cinta tak harus menyakiti ...
Cinta tak harus selalu bersama ...
Cinta tak perlu status ...
Cinta hanya butuh isi hati ...
Semua di dunia terjadi karena Cinta ...
Tuhan telah mengatur semua ..
Jika memang jodoh dan dijodohkan Tuhan, percayalah sejelek apapun dia, tetaplah cinta ...
Bagaimana kelanjutan kisah Marta dan Hafidz ?
Wait the next story ...
By : Arsita Wulan Ndaru ,,,
for HAFIDZ : FORGETTEN OUR LOVE THAT IMPOSIBBLE SAME ... With Love from Marta Talaru V ...
<3